TRAGEDI TENGGELAMNYA PETANI SANG PEJUANG PERUBAHAN

(Sebuah Pengalaman Relawan, Berujung Kritikan Terhadap pejabat Negeri Ini)
LANGKAT - Peristiwa karamnya perahu di sungai Besitang, Kabupaten Langkat menyebabkan meninggalnya Irwansyah Solin berumur 16 tahun, warga Dusun Sidodadi, Desa Sekoci, yang sedang membawa bibit pohon karet dari Tekong Pantai Buaya menuju Aras Napal Kanan. Perahu yang memuat bibit karet dan ditumpangi 3 orang, 2 orang pemilik perahu dan Irwansyah pemilik bibit bergerak menuju tujuannya pada Senin 15/09/2008, pukul 09.15 Wib. Sekitar pukul sebelas, perahu tersebut mengalami kecelakaan di lubuk besar Sungai Besitang yang membuat perahu tak dapat dikendalikan dengan baik, akhirnya perahu kemasukan air dan tenggelam bersama muatannya. Tiga orang penumpang perahu berusaha menyelamatkan diri. 2 orang pemilik perahu selamat karena sudah terbiasa dengan lalu lintas sungai tersebut, tapi sangat menyedihkan 1 orang penumpang perahu tak dapat selamat dari peristiwa tersebut. Selanjutnya 1 orang dari yang selamat berusaha meminta bantuan ke warga desa, sedang yang 1 orang lagi berusaha mencari korban yang tenggelam tersebut. Sunarto (relawan jaringan komunitas rakyat miskin) sangat terkejut mendengar berita tersebut, karena korban adalah Irwansyah Solin, salah satu kawannya dalam Pengorganisasian Kampung berbasiskan media pertanian organik. Dengan peristiwa tersebut Sunarto bersama dengan beberapa warga kampung mencari bantuan dan melaporkannya ke Muspika Besitang dan memohon bantuan Tim SAR daerah Kabupaten Langkat, dan Posko Uplink Medan.Pencarian terus dilakukan oleh sekitar 50 orang warga desa, dan tak lama kemudian pihak Polsek Besitang dan Koramil datang ke lokasi kejadian. Tapi sampai pukul 15.00 Wib korban juga tak ditemukan dan Tim SAR daerah Langkat, juga tak datang-datang, padahal salah satu badan pertolongan misi kemanusiaan ini memiliki peralatan untuk emergency. Sekitar pukul 15.00 WIB pihak Polsek Besitang dan Koramil kembali ke kantornya. Pencarian terus dilakukan oleh warga desa, dimana warga yang berpartisipasi terus bertambah sampai hampir mencapai 100 orang, dengan dibantu warga kampung Bukit Mas dan Aras Napal yang profesinya penyelam untuk mencari ikan dan potensi sungai. Pencarian terus dilakukan secara bergiliran sampai malam hari, dengan kerja keras warga desa walaupun tanpa bantuan Tim SAR. Meskipun Tim SAR daerah Langkat yang dihubungi yang belum datang hingga dini hari dan pihak Polsek serta Koramil yang kembali ke kantor tidak kembali lagi ke lokasi kejadian, warga desa tidak putus asa dalam mencari Irwansyah. Karena warga desa sangat kenal benar dengan Irwansyah Solin, seorang pemuda desa dan anggota kelompok tani tanaman pangan Sidodadi di Desa Sekoci, yang sedang berjuang bersama dengan warga desa untuk mewujudkan mimpi terhadap pemulihan kampungnya pasca banjir bandang akhir tahun 2006. Dengan peristiwa ini tentunya mimpi perjuangan Irwansyah menjadi motivasi dan diteruskan warga desa dalam mewujudkan produksi hasil pertanian dan perkebunan yang selaras alam yaitu tanaman organik.Proses pencarian sampai pagi ini sangat melelahkan warga yang berpartisipasi, namun akhirnya korban ditemukan pada tanggal 16/09/2008 tepatnya pukul 10.10 Wib. Jenazah Irwansyah ditemukan 100 meter dari lokasi kejadian. Warga desa sangat sedih karena kehilangan seorang pejuang yang bergerak bersama dalam mewujudkan mimpi menuju kesejahteraan semenjak pasca banjir. Seharusnya pemerintah membangun jalan darat menuju Aras Napal agar warga desa dapat meningkatkan ekonomi dan akses informasi. Sebelumnya jalan ke Aras Napal ini telah dibuka warga desa dengan swadaya dan jembatan sederhana. Menurut Sunarto dari perjuangan advokasi dan hasil pemetaan kampung, pemerintah akan membangun jalan desa menuju Aras Napal agar ekonomi warga meningkat, namun hal tersebut masih janji-janji pejabat negeri ini. Mungkin dengan Bupati yang terpilih nantinya dapat memperhatikan warga desa di Bukit Mas dan Gebenur terplih saat ini seharusnya peduli terhadap warga Desa sekoci dan Bukit Mas yang menyumbangkan suara lebih dari 70% untuk Gebenur Sumatera Utara yang terpilih, dimana sebelumnya Gebenur Terpilih merupakan Bupati kabupaten Langkat.Kegembiraan dan kesedihan ditemukannya jenazah Irwansyah, sekaligus menjadi kekecewaan warga terhadap aparat dan pejabat negeri ini, menurut warga desa karena letak geografis desa yang terisolir jauh dari akses pelayanan dan kurang seriusnya aparat dan pejabat negeri ini dalam merespon masalah yang dihadapi warga desa. Bayangkan saja di desa ini setiap kejadian masyarakat hilang karena hanyut, tenggelam dan diakibatkan pembunuhan pihak keamanan Polsek Besitang dan unsur Muspika lainnya tidak pernah serius menanggapinya meskipun warga desa telah melaporkan setiap kejadian. Sampai sekarang kasus-kasus seperti ini belum pernah terungkap dan terselesaikan. Belum lagi urusan memenuhi amanat UUD 1945 untuk mensejahterakan warga Negara, yang unik dan lucu hasil bumi dan pajak lainnya warga desa selalu dibebankan. Demikian pula segala urusan administrasi Negara yang harus dibayar tinggi oleh warga Negara kepada oknum pejabat negeri ini, seperti salah satunya identitas kependudukan dan akta tanah yang disyahkan desa atau camat. Warga desa sangat meringgis karena segala kewajiban dipenuhi dan hak warga Negara tak terlayani dengan baik oleh pejabat negeri ini.Mudah-mudah kegelisahan Sunarto relawan Urbanpoor Lingkage Indonesia di Medan, untuk wilayah pengorganisasian warga langkat, menjadi masukan kritikan terhadap pejabat negeri ini dalam melayani kebutuhan dasar warga Negara dan menjadi pelajaran untuk mengkaji ulang program penanggulangan kemiskinan.(*)
(*Relawan Urbanpoor Lingkage Indonesia, Simpul Medan)
sumber:

Tidak ada komentar: